Selasa, 26 April 2011

PEMILIHAN METODE MENGAJAR YANG EFEKTIF UNTUK SEKOLAH DASAR

Hubungan Pembelajaran dengan Metode Mengajar
1. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan metode mengajar diantaranya adalah faktor tujuan pembelajaran, karakteristik materi pelajaran, faktor siswa, faktor alokasi waktu, dan fasilitas penunjang.

2. Pembelajaran merupakan kegiatan yang bertujuan yang banyak melibatkan aktivitas siswa dan aktivitas guru. Untuk mencapai tujuan pengajaran perlu adanya metode mengajar.
3. Pemilihan metode mengajar harus mempertimbangkan pengembangan kemampuan siswa yang lebih kreatif inovatif dan dikondisikan pada pembelajaran yang bersifat problematis. Pembelajaran yang memungkinkan siswa belajar secara mandiri dan belajar secara kelompok.
4. Metode mengajar memiliki fungsi sentral dalam pembelajaran diantaranya yaitu sebagai alat atau cara untuk mencapai tujuan pembelajaran.
5. Tujuan pembelajaran yang harus dikembangkan berdasarkan ranah tujuan kognitif, afektif dan psikomotor. Ranah tujuan tersebut akan memungkinkan dicapai pada tujuan yang bersifat umum.
6. Setiap pemilihan metode mengajar harus didasarkan pada hasil kajian antara perilaku yang diharapkan dengan cara yang akan ditempuh dalam pembe-lajaran.

Hubungan Pengalaman Belajar dengan Metode Mengajar
1. Pengalaman belajar (learning experience) merupakan suatu proses atau hasil kegiatan belajar yang dilakukan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.
2. Penggunaan metode ceramah esensinya menyajikan bahan pelajaran secara lisan oleh guru, yang akan membentuk pengalaman belajar dalam kemampuan menyimak, dan pemahaman terhadap informasi dari materi pelajaran yang disajikan.
3. Penggunaan metode diskusi esensinya menyajikan bahan pelajaran melalui sesuatu problem yang harus diselesaikan secara bersama dibimbing oleh guru, yang akan membentuk pengalaman belajar siswa dalam menjawab persoalan serta belajar secara kerja sama dan membuat suatu keputusan.
4. Penggunaan metode simulasi esensinya menyajikan bahan pelajaran melalui objek atau kegiatan pembelajaran yang bukan sebenarnya. Pengalaman belajar yang diperoleh dari metode ini meliputi kemampuan kerja sama, komunikatif, dan mengiterpretasikan sesuatu kejadian.
5. Penggunaan metode demonstrasi esensinya menyajikan bahan pelajaran dengan mempertunjukkan secara langsung pada objeknya atau caranya melakukan sesuatu untuk mempertunjukkan sesuatu proses. Pengalaman belajar yang diperoleh melalui metode ini meliputi kemampuan bekerja dan berpikir secara sistematis, dan mengamati objek yang sebenarnya.
6. Penggunaan metode eksperimen esensinya menyajikan bahan pelajaran melalui percobaan serta mengamati sesuatu proses. Pengalaman belajar yang akan diperoleh adalah menguji sesuatu, menguji hipotesis, menemukan hasil percobaan dan mengembangkan rasa ingin tahu siswa. Dalam membentuk pengalaman belajar siswa cenderung menggunakan metode-metode yang memiliki kadar PAIKEM-GEMBROT (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, efektif, Menyenangkan, Gembira dan Berbobot ) dan keterampilan proses, serta metode mengajar digunakan secara multi metode dan bervariasi.
Kondisi-kondisi dalam Pencapaian Tujuan Belajar
Beberapa butir penting yang telah Anda pahami dari kegiatan belajar tiga yaitu:
1. Kondisi-kondisi yang perlu diidentifikasi dalam pencapaian tujuan belajar terdiri atas kondisi internal dan kondisi eksternal. Kondisi internal yaitu kondisi-kondisi yang berasal dari dalam diri siswa, sedangkan kondisi eksternal yaitu kondisi-kondisi yang timbul dari luar diri siswa.
2. Kondisi internal yang mempengaruhi pencapaian tujuan belajar, diantaranya:
1. Sikap siswa terhadap proses belajar yang dilakukannya
2. Motivasi belajar, terutama motivasi intrinsik
3. Konsentrasi selama melakukan kegiatan belajar
4. Kadar inteligensi yang dimiliki siswa
5. Rasa percaya diri untuk belajar
3. Kondisi eksternal yang mempengaruhi pencapai tujuan belajar, diantaranya:
1. Kualitas guru dalam melaksanakan proses pembelajaran
2. Sarana dan prasarana yang menunjang pembelajaran
3. Lingkungan sosial siswa di sekolah
Sumber Strategi Belajar Mengajar karya Udin S. Winataputra
Baca Selengkapnya..

Sabtu, 23 April 2011

FALSAFAH JAWA DALAM PENANAMAN NILAI NILAI PANCASILA

Konsep elaborasi nilai falsafah jawa dalam penanaman nilai-nilai Pancasila pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Pendidikan Dasar

Munculnya berbagai fenomena degradasi moral dan etika dalam konteks kehidupan masyarakat Indonesia saat ini, ditengarai akibat jauhnya pemahaman dan pengamalan nilai-nilai luhur bangsa. Salah satu kambing hitam penyebabnya adalah kurang optimalnya pembelajaran PKN sebagai salah satu akses pembelajaran yang berorientasi menanamkan nilai, moral, dan sikap positif. Materi dan sumber belajar dinilai cenderung merujuk pada teori-teori dan faham Barat atau teori terkini yang cenderung mengabaikan nilai-nilai luhur bangsa yang bersumber dari akar budaya sendiri. Nilai falsafah Jawa, hakikatnya merupakan suatu nilai yang sudah aplikatif dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Nilai tersebut dapat dihayati, dirasakan, dilakukan dalam keseharian hidup orang-orang, khususnya di Jawa. Meskipun cenderung dinilai bersifat tradisional, namun hakikatnya mencoba memberikan jawaban menyeluruh terhadap hakikat kebenaran yang sedalam-dalamnya. Karenanya pemanfaatannya secara elaboratif dalam materi pembelajaran PKN
diharapkan mampu menjadi pengetahuan sekaligus menjadi pembentuk sikap atau perilaku siswa sehingga
orientasi pembelajaran PKN sebagai pembelajaran dan penanaman nilai benar-benar dapat dioptimalkan
untuk membangun konsep tata nilai, konsep moral, dan konsep karakter siswa sebagai bangsa Indonesia
yang tetap menjunjung tinggi nilai pluralistik bangsa. Cakupan penelitian ini meliputi masalah (a) reorientasi terhadap relevansi materi pembelajaran PKN yang telah dilaksanakan
dengan hakikat tujuan pembelajaran PKN (b) pentingnya inovasi materi dalam pembelajaran PKN, (c)
konsep falsafah Jawa yang relevan sebagai materi bahan ajar PKN, dan (d) konsep pemilihan, penetapan
dan pengorganisasian materi pembelajaran berbasis falsafah Jawa yang relevan dengan nilai-nilai Pancasila.
Secara metodologis, penelitian kualitatif ini dilakukan melalui observasi, wawancara mendalam, maupun
penyebaran kuesioner, dan studi dokumentasi , dengan melibatkan beberapa sekolah dasar di wilayah
Kabupaten Malang, yang ditetapkan secara purposif. Hasil penelitian menggambarkan bahwa, materi
pembelajaran PKN yang telah dilaksanakan secara material baru membelajarkan tentang nilai-nilai Pancasila
dan penyajiannya masih bersifat tekstual serta hanya menekankan aspek kognitif, karena itu adanya
penggalian dan perancangan pengelaborasian falsafah Jawa sebagai alternatif tambahan materi PKN
merupakan upaya inovatif guna menyajikan pembelajaran PKN yang lebih bermakna.
Adapun nilai-nilai falsafah Jawa yang dapat dimanfaatkan sebagai perwujudan nilai-nilai yang dapat
dielaborasikan dalam materi PKN, dalam perwujudnya dibedakan atas dua kategori yakni yang tergolong
pituduh /petunjuk atau semacam rambu-rambu dan wewaler /nasihat atau semacam ajaran, yang dalam
bentuknya berupa peribasan atau bebasan, pasemon, panyandra, perlambang, adat-istiadat dan kepercayaan,
yang di dalamnya berupa rumusan yang menanamkan nilai-nilai kerukunan, tenggang rasa, kegotongroyongan, ketertiban, kedisiplinan, cinta kasih terhadap sesama, negara, bangsa, dan lingkungan,
demokratis, memahami dan menghargai nilai-nilai terkait dengan keberadaan NKRI dan sistemnya, dan
nilai diri sebagai warga dalam lingkup keluarga, masyarakat, dan bangsa. Keseluruhan nilai falsafah Jawa
yang dinilai relevan dengan nilai-nilai Pancasila tersebut, secara elaboratif dicoba dirancang disajikan secara eksplisit dalam sajian materi pembelajaran PKN.

Deskripsi Dokumen: http://www.lontar.ui.ac.id//opac/themes/libri2/detail.jsp?id=134210&lokasi=lokal

Konsep elaborasi nilai falsafah jawa dalam penanaman nilai-nilai Pancasila pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Pendidikan Dasar

Munculnya berbagai fenomena degradasi moral dan etika dalam konteks kehidupan masyarakat Indonesia saat ini, ditengarai akibat jauhnya pemahaman dan pengamalan nilai-nilai luhur bangsa. Salah satu kambing hitam penyebabnya adalah kurang optimalnya pembelajaran PKN sebagai salah satu akses pembelajaran yang berorientasi menanamkan nilai, moral, dan sikap positif. Materi dan sumber belajar dinilai cenderung merujuk pada teori-teori dan faham Barat atau teori terkini yang cenderung mengabaikan nilai-nilai luhur bangsa yang bersumber dari akar budaya sendiri. Nilai falsafah Jawa, hakikatnya merupakan suatu nilai yang sudah aplikatif dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Nilai tersebut dapat dihayati, dirasakan, dilakukan dalam keseharian hidup orang-orang, khususnya di Jawa. Meskipun cenderung dinilai bersifat tradisional, namun hakikatnya mencoba memberikan jawaban menyeluruh terhadap hakikat kebenaran yang sedalam-dalamnya. Karenanya pemanfaatannya secara elaboratif dalam materi pembelajaran PKN
diharapkan mampu menjadi pengetahuan sekaligus menjadi pembentuk sikap atau perilaku siswa sehingga
orientasi pembelajaran PKN sebagai pembelajaran dan penanaman nilai benar-benar dapat dioptimalkan
untuk membangun konsep tata nilai, konsep moral, dan konsep karakter siswa sebagai bangsa Indonesia
yang tetap menjunjung tinggi nilai pluralistik bangsa. Cakupan penelitian ini meliputi masalah (a) reorientasi terhadap relevansi materi pembelajaran PKN yang telah dilaksanakan
dengan hakikat tujuan pembelajaran PKN (b) pentingnya inovasi materi dalam pembelajaran PKN, (c)
konsep falsafah Jawa yang relevan sebagai materi bahan ajar PKN, dan (d) konsep pemilihan, penetapan
dan pengorganisasian materi pembelajaran berbasis falsafah Jawa yang relevan dengan nilai-nilai Pancasila.
Secara metodologis, penelitian kualitatif ini dilakukan melalui observasi, wawancara mendalam, maupun
penyebaran kuesioner, dan studi dokumentasi , dengan melibatkan beberapa sekolah dasar di wilayah
Kabupaten Malang, yang ditetapkan secara purposif. Hasil penelitian menggambarkan bahwa, materi
pembelajaran PKN yang telah dilaksanakan secara material baru membelajarkan tentang nilai-nilai Pancasila
dan penyajiannya masih bersifat tekstual serta hanya menekankan aspek kognitif, karena itu adanya
penggalian dan perancangan pengelaborasian falsafah Jawa sebagai alternatif tambahan materi PKN
merupakan upaya inovatif guna menyajikan pembelajaran PKN yang lebih bermakna.
Adapun nilai-nilai falsafah Jawa yang dapat dimanfaatkan sebagai perwujudan nilai-nilai yang dapat
dielaborasikan dalam materi PKN, dalam perwujudnya dibedakan atas dua kategori yakni yang tergolong
pituduh /petunjuk atau semacam rambu-rambu dan wewaler /nasihat atau semacam ajaran, yang dalam
bentuknya berupa peribasan atau bebasan, pasemon, panyandra, perlambang, adat-istiadat dan kepercayaan,
yang di dalamnya berupa rumusan yang menanamkan nilai-nilai kerukunan, tenggang rasa, kegotongroyongan, ketertiban, kedisiplinan, cinta kasih terhadap sesama, negara, bangsa, dan lingkungan,
demokratis, memahami dan menghargai nilai-nilai terkait dengan keberadaan NKRI dan sistemnya, dan
nilai diri sebagai warga dalam lingkup keluarga, masyarakat, dan bangsa. Keseluruhan nilai falsafah Jawa
yang dinilai relevan dengan nilai-nilai Pancasila tersebut, secara elaboratif dicoba dirancang disajikan secara eksplisit dalam sajian materi pembelajaran PKN.

Deskripsi Dokumen: http://www.lontar.ui.ac.id//opac/themes/libri2/detail.jsp?id=134210&lokasi=lokal
Baca Selengkapnya..

Kamis, 14 April 2011

DAFTAR PERINGKAT NILAI TRYOUT KE II UPTD KEC. BAKUNG

Daftar nama siswa yang memperoleh peringkat 10 besar, se Kec. Bakung

Peringkat I : FARIDA YUNI K : SDN Bakung 01
Peringkat II : MEI DWI LESTARI : SDN Kedungbanteng 02
Peringkat III : LELYANA LIDIA RISTI : SDN Bakung 01
Peringkat IV : DEWI YUNITA : SDN Bakung 01
Peringkat V : ALIFIA RIZKY AS : SDN Kedungbanteng 02
Peringkat VI : JAKA PERDANA ; SDN Lorejo 01
Peringkat VII : ALFENDO RENATA : SDN Kedungbanteng 02
Peringkat VIII : LUTFI SUSANTI : SDN Kedungbangteng 02
Peringkat IX : NOVA ELISA PUTRI : SDN Kedungbanteng 02
Peringkat 10 : SISKA APRILIA : SDN Pulerejo 03


Baca Selengkapnya..

Minggu, 10 April 2011

MONUMEN TRISULA

Monumen TRISULA adalah sebuah monumen yang terletak di desa Bakung Kecamatan Bakung, 28 km dari pusat pemerintahan Kabupaten Blitar, dan berdiri di atas tanah seluas lebih kurang 5.625 m2. Monumen tersebut dibangun untuk mengenang peristiwa penumpasan PKI yang ada di Blitar Selatan.
Disebelah monumen terdapat bangunan rumah pedesaan yang dahulunya digunakan sebagai pusat Komando Operasi Trisula pada tahun 1968. Didalam bangunan rumah terdapat foto-foto pelaksanaan Operasi Trisula, yang dilakukan oleh ABRI ( pada waktu itu )

Keberadaan Monumen Trisula menunjukkan betapa gagah dan gigihnya para prajurit patriot bangsa untuk mempertahankan dasar negara kita Pancasila.
Banyak korban berjatuhan dari pihak PKI maupun Tentara kita. Para Pahlawan Trisula terdaftar di badan Monumen Trisula ( bisa dilihat di Monumen Trisula )
Untuk memupuk jiwa patriot bangsa, maka setiap tanggal 14 Agustus bertepatan dengan hari pramuka diadakan dengan "Gerak Jalan Napak Tilas Bakung-Blitar", yang dimulai sekitar pukul 19.00 seusai sholat magrib. Gerak jalan napak tilas ini selalu diberangkatkan oleh bapak Bupati Blitar. Peserta terdiri dari Adik-adik Pramuka Penegak Kab-Kota blitar. Rute perjalanan dimulai dari Monumen Trisula dan finish di taman makam pahlawan Kota Blitar. Jalur yang ditempuh sekitar 33 km, yang 23 km permulaannya adalah jalur pengunugan. Napak Tilas ini memerlukan waktu sekitar 8 sampai 9 jam untuk mencapai garis finish, sehingga kalau berangkat dari start jam 19.00, maka akan sampai di finish sekitar pukul 03.00 atau pukul 04.00 pagi hari.
Sungguh merupakan kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Bakung dan sekitarnya.

Oleh.
Ka UPTD Bakung
Baca Selengkapnya..
Kepala UPTD Pendidikan Bakung Sarimbit
Baca Selengkapnya..

CANDI PRAMBANAN NAN CANTIK


oleh Ka. UPTD

Candi Prambanan adalah bangunan luar biasa cantik yang dibangun di abad ke-10 pada masa pemerintahan dua raja, Rakai Pikatan dan Rakai Balitung.

Prambanan menjulang setinggi 47 meter (5 meter lebih tinggi daricandi Borobudur), berdirinya candi ini telah memenuhi keinginan pembuatnya, menunjukkan kejayaan Hindu di tanah Jawa.
Candi ini terletak 17 kilometer dari pusat kota Yogyakarta, di tengah area yang kini dibangun taman indah.
Ada sebuah legenda yang selalu diceritakan masyarakat Jawa tentang candi ini. Alkisah, lelaki bernama Bandung Bondowoso mencintai Roro Jonggrang. Karena tak mencintai, Jonggrang meminta Bondowoso membuat candi dengan 1000 arca dalam semalam. Permintaan itu hampir terpenuhi sebelum Jonggrang meminta warga desa menumbuk padi dan membuat api besar agar terbentuk suasana seperti pagi hari. Bondowoso yang baru dapat membuat 999 arca kemudian mengutuk Jonggrang menjadi arca yang ke-1000 karena merasa dicurangi.
Candi Prambanan memiliki 3 candi utama di halaman utama, yaitu Candi Wisnu, Brahma, dan Siwa. Ketiga candi tersebut adalah lambang Trimurti dalam kepercayaan Hindu. Ketiga candi itu menghadap ke timur. Setiap candi utama memiliki satu candi pendamping yang menghadap ke barat, yaitu Nandini untuk Siwa, Angsa untuk Brahma, dan Garuda untuk Wisnu. Selain itu, masih terdapat 2 candi apit, 4 candi kelir, dan 4 candi sudut. Sementara, halaman kedua memiliki 224 candi.
Memasuki candi Siwa yang terletak di tengah dan bangunannya paling tinggi, anda akan menemui 4 buah ruangan. Satu ruangan utama berisi arca Siwa, sementara 3 ruangan yang lain masing-masing berisi arca Durga (istri Siwa), Agastya (guru Siwa), dan Ganesha (putra Siwa). Arca Durga itulah yang disebut-sebut sebagai arca Roro Jonggrang dalam legenda yang diceritakan di atas.
Di Candi Wisnu yang terletak di sebelah utara candi Siwa, anda hanya akan menjumpai satu ruangan yang berisi arca Wisnu. Demikian juga Candi Brahma yang terletak di sebelah selatan Candi Siwa, anda juga hanya akan menemukan satu ruangan berisi arca Brahma.
Candi pendamping yang cukup memikat adalah Candi Garuda yang terletak di dekat Candi Wisnu. Candi ini menyimpan kisah tentang sosok manusia setengah burung yang bernama Garuda. Garuda merupakan burung mistik dalam mitologi Hindu yang bertubuh emas, berwajah putih, bersayap merah, berparuh dan bersayap mirip elang. Diperkirakan, sosok itu adalah adaptasi Hindu atas sosok Bennu (berarti 'terbit' atau 'bersinar', biasa diasosiasikan dengan Dewa Re) dalam mitologi Mesir Kuno atau Phoenix dalam mitologi Yunani Kuno. Garuda bisa menyelamatkan ibunya dari kutukan Aruna (kakak Garuda yang terlahir cacat) dengan mencuri Tirta Amerta (air suci para dewa).
Kemampuan menyelamatkan itu yang dikagumi oleh banyak orang sampai sekarang dan digunakan untuk berbagai kepentingan. Indonesia menggunakannya untuk lambang negara. Konon, pencipta lambang Garuda Pancasila mencari inspirasi di candi ini. Negara lain yang juga menggunakannya untuk lambang negara adalah Thailand, dengan alasan sama tapi adaptasi bentuk dan kenampakan yang berbeda. Di Thailand, Garuda dikenal dengan istilah Krut atau Pha Krut.
Prambanan juga memiliki relief candi yang memuat kisah Ramayana. Menurut para ahli, relief itu mirip dengan cerita Ramayana yang diturunkan lewat tradisi lisan. Relief lain yang menarik adalah pohon Kalpataru yang dalam agama Hindu dianggap sebagai pohon kehidupan, kelestarian dan keserasian lingkungan. Di Prambanan, relief pohon Kalpataru digambarkan tengah mengapit singa. Keberadaan pohon ini membuat para ahli menganggap bahwa masyarakat abad ke-9 memiliki kearifan dalam mengelola lingkungannya.
Sama seperti sosok Garuda, Kalpataru kini juga digunakan untuk berbagai kepentingan. Di Indonesia, Kalpataru menjadi lambang Wahana Lingkungan Hidup (Walhi). Bahkan, beberapa ilmuwan di Bali mengembangkan konsep Tri Hita Karana untuk pelestarian lingkungan dengan melihat relief Kalpataru di candi ini. Pohon kehidupan itu juga dapat ditemukan pada gunungan yang digunakan untuk membuka kesenian wayang. Sebuah bukti bahwa relief yang ada di Prambanan telah mendunia.
Kalau cermat, anda juga bisa melihat berbagai relief burung, kali ini burung yang nyata. Relief-relief burung di Candi Prambanan begitu natural sehingga para biolog bahkan dapat mengidentifikasinya sampai tingkat genus. Salah satunya relief Kakatua Jambul Kuning (Cacatua sulphurea) yang mengundang pertanyaan. Sebabnya, burung itu sebenarnya hanya terdapat di Pulau Masakambing, sebuah pulau di tengah Laut Jawa. Lalu, apakah jenis itu dulu pernah banyak terdapat di Yogyakarta? Jawabannya silakan cari tahu sendiri. Sebab, hingga kini belum ada satu orang pun yang bisa memecahkan misteri itu.
Nah, masih banyak lagi yang bisa digali di Prambanan. Anda tak boleh jemu tentunya. Kalau pun akhirnya lelah, anda bisa beristirahat di taman sekitar candi. Tertarik? Datanglah segera. Sejak tanggal 18 September 2006, anda sudah bisa memasuki zona 1 Candi Prambanan meski belum bisa masuk ke dalam candi. Beberapa kerusakan akibat gempa 27 Mei 2006 lalu kini sedang diperbaiki.
Baca Selengkapnya..

Sabtu, 09 April 2011

PENDIDIKAN KARAKTER

Pendidikan karakter yang baik adalah pendidikan yang dimulai sedini mungkin dalam keluarga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekitar 50% variabilitas kecerdasan orang dewasa sudah terjadi ketika anak berusia 4 tahun.
Peningkatan 30% berikutnya terjadi pada usia 8 tahun, dan 20% sisanya pada pertengahan atau akhir dasawarsa kedua

"Anak-anak menyerap semua hal pada saat berusia empat tahun, dan itu adalah periode emas otaknya.
Ada sembilan pilar karakter.
1. Pilar tersebut adalah cinta Tuhan dan segenap ciptaan-Nya,
2. Tanggung jawab,
3. Kedisiplinan dan kemandirian,
4. Kejujuran,
5. Amanah dan diplomatis,
6. Hormat dan santun,
7. Kasih sayang,
8. Kepedulian,
9. Dan kerja sama. Lalu, percaya diri, kreatif, kerja keras dan pantang menyerah, keadilan dan kepemimpinan, baik dan rendah hati, toleransi, cinta damai dan persatuan.
Kemudian, ada pula K4 (kesehatan, kebersihan, kerapian dan keamanan).
Ada tiga pendekatan yang digunakan dalam pendidikan karakter.
Pertama, menyempurnakan melalui kebijakan nasional.
Kedua, dengan melihat kembali kurikulum, pengayaan yang bisa ditambahkan.
Dan ketiga, monitoring.
Semua mata pelajaran adalah pintu masuk pada pendidikan karakter. "Nilai ini tidak bisa diajarkan, tapi dikembangkan melalui pembelajaran," katanya. Kemdiknas siap merevitalisasi pendidikan karakter tahun ini yang ditandai dengan akan diluncurkannya gerakan nasional PAUDNI-sasi.
oleh K3S
Baca Selengkapnya..

Jumat, 08 April 2011

Selayang Pandang UPTD Pendidikan Kec. Bakung

Bagian Pertama

Suasana persaudaraan sangat terasa bila orang berada di UPTD Pendidikan Kecamatan Bakung. Segalanya terasa mengalir begitu alami, tentram dan nyaman.
Nikmatilah apa adanya”. Begitulah sepertinya alam dan wong Bakung secara tersirat menyambut siapapun yang datang ditempat ini.Suara merdu sapaan kekeluargaan membisik ke hati anda : “Selamat datang di UPTD Pendidikan Kecamatan Bakung yang berhati tulus”.

Tidak ada guratan wajah sayu ataupun acuh.
Kondisi geografisnya sangat mempesona dan romantis, terletak di pinggir selatan Kabupaten Blitar, secara tradisional oleh para pinisepuh disebut “Nggunung “ , yang berawal dari ndeso, sampai sekarang tidak kalah dengan daerah perkotaan,dan sudah banyak melahirkan orang-orang pintar dan mampu mensejajarkan diri dengan masyarakat lainnya.
Siapapun yang datang di Bakung pasti akan disambut terbuka apa adanya, nikmati segalanya bersama orang Bakung yang banyak canda. Filosofi yang dianut “ Tak lapuk karena hujan dan tak lekang karena panas, berjuang demi tanah Trisula yang tercinta”, dijalani dengan enteng meski serius.Tak terasa anda diajak mengerti sikap hidup tradisional lokal bahwa dalam segala hal ada sisi lahir dan batin , ada yang tersurat dan tersirat. Nikmati gebyar luarnya, tetapi camkan apa makna pesan yang didalam.
Di era global ini, gema kehidupan di Bakung yang sekarang ini, tidaklah pernah terputus dari alur sejarah jaman yang telah lewat.
UPTD PENDIDIKAN KECAMATAN BAKUNG ,demikian nama resminya didalam jajaran Dinas Pendidikan Daerah Kabupaten Blitar, memiliki 26 Sekolah Dasar yang tersebar di seluruh desa di Bakung.
Inilah UPTD Pendidikan Kecamatan Bakung Selayang Pandang bagian pertama dan akan disambung lagi dengan menjelajah bagian-bagian lain yang tak kalah menarik.
Baca Selengkapnya..

Blog baru

Selamat datang di web blog UPTD PENDIDIKAN Kecamatan Bakung Kab. Blitar
Semoga ada guna dan manfaat
Baca Selengkapnya..